Sore hari ketika sang fajar akan tenggelam di ufuk barat, ada seorang laki-laki dengan perawakan tinggi, besar, tegap dan berjanggut lebat seakan tidak peduli dengan penapilannya yang agak sedikit kusam. Dengan secangkir kopi hitam, laki-laki tersebut menikmati senjanya dari balkon kamar hotel 709. Laki-laki tersebut seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi saat ini di dirinya, dia mengenakan seragam yang berlebel Garuda di dadanya. Selama ini laki-laki tersebut yang saya kenal haya berani bermimpi mengenkan seragam kebesaran Tim Nasional Indonesia, tetapi apa yang saat ini terjadi, laki-laki tersebut mendapatka amanah dari negara untuk berjuang bersama sekuad Garuda lainnya di AFF 2016.
Iya, laki-laki dengan perawakan yang diatas itu, saya sendiri. Memang ini bukan pertama kali saya mengenakan seragam kebesaran Tim Nasional Indonesia, sejak berumur 13 tahun seragam itu bisa saya katakan setia hingga saat ini. Tetapi bagi saya seragam yang saat ini terasa sangat sepesial, mengapa tidak. Karena seragam ini berlebel Tim Nasional senior yang berlaga di piala AFF 2016, saya rasa banyak sekali pemian yang ingin mendapat kesempatan seperti saya, bukan hanya dari pemain yang berlevel liga super, tetapi dari level tarkam pasti juga sama ingin merasakan kesempatan seperti saya.
Selama ini saya haya berani bermimpi untuk mengenkan seragam yang bagi saya sangat keramat, tentu selain saya bermimpi, usaha, dan kerja keras selalu mendapingi prossesnya. Dari prosess tersebut adalah, latihan seperti sebagai mana mestinya pemain sepak bola, dan tidak mudah bagi saya untuk mendapatkan seragam berlebel Garuda tersebut. Seperti orang Jakarta (Betawi) bilang, keringat bukan hanya keluar dari pori-pori kulit, tetapi sampai harus keluar dari tempat yang tidak sewajarnya.
Prosess dari perjalanan career saya memang belum pernah saya tuangkan di Blog pribadi, mungkin suatu saat saya akan mentuangkan tentang perjalanan career sepak bola saya. Banyak orang, bukan hanya di dunia sepak bola, atau dunia olahraga yang ingin menjadi suksess melalui jalur yang instant. Saya rasa agak sedikit mustahil, jika ingin suksess tetapi tidak melalui prosessnya. Tetapi saya juga tidak sedang bicara tidak mungkin, ada beberapa contoh juga di dunia yang bisa menjadi suksess tanpa melalui prosess yang sebagai mana mestinya, dan saya tidak mungkin menyebutkan satu persatu di Blog pribadi.
Saat ini saya sedang merasakan dream come true, dimana sejak dulu saya haya berani bermimpi tetapi saat ini saya bisa mewujudkan mimpi yang telah lama menjadi bunga tidur saya. Piala Tiger 2002, ketika saya menjadi ball boy di setadion utama GBK saya melihat Hendro Kartiko dengan gagahnya mengenakan seragam Garuda didada ketika itu. Dan saat itu juga saya berani bremimpi untuk mengenakan seragam tersebut.
Dari semua cerita saya, itu hanya sepenggal perasan saya saat ini. Dan tentu saya sangat menikmati dari hasil yang pernah saya korbankan sejak dahulu, tetapi dari perjalanan saya yang paling dinikmati adalah prosessnya. Karena mimpi tidak akan didapat dengan begitu mudah, bahkan dibeli. maka dari itu nikmatilah prosess seblum mimpi itu terwujud.
Di akhir artikel ini, saya akan menulis. Jangat pernah membeli mimpi Mu dengan sebuah harta, atau tahta. Wujudkan pimpi Mu dari hasil keringat Mu sendiri, maka rasa mimpi Mu akan berbeda jika diwujudkan dengan hasil karya Mu sendiri.
Tamat….