Lebih Sulit Saat Ini

2010 untuk pertama kalinya media sosial bernama instagram dirilis, dengan pemilik awalnya Kevin Systrom dan Mike Krieger saat ini perusahaan instagram diakusisi oleh facebook. Sebelum ada instagram bebrapa media sosial lain terleih dahulu mengudar di Indonesia seperti friendster, facebook, twitter, Yahoo Messeger dan masih ada beberapa lagi yang pernah masuk ke negeri ini.

Dari lima media yang mengudara di negeri kita Andritany memiliki kelima media sosial tersebut, yang pertama kali dimiliknya friendster ketika dia duduk dibangku kelas 3 SMP sudah menggunakan friendster setelah friendster dia memiliki yang keempat lainnya. Ketika itu media sosial hanya untuk mengenal dunia luar, dan bertemu dengan teman-teman baru sesama pengguna dunia maya.

Perkembangan jaman begitu cepat, dimana sekarang semua orang dengan cepat dapat mengakses semua berita dari media sosial, seakan dunia didalam genggaman. Selain hampir setiap orang memiliki media sosial entah itu facebook, twitter, atau yang paling popular di negri dunia maya yaitu instagram setiap orang juga menggenggam samartphone yang saat ini sudah menjadi kebutuhan, bahkan bukan hanya orang dewasa dapat memilki smartphone anak-anak demikian.

Andritany tidak akan bercerita apa itu smartphone, seorang Andritany menulis tentang media sosial yang saat ini penggunaannya sudah mulai salah kaprah, atau tidak pada semestinya. Seharusnya kita semua harus tahu terlebih dahulu tentang cara penggunaan dan fungsi media sosial.

Untuk seorang Andritany sendiri media sosial berlambang burung selalu menemaninya setiap pagi hari walau hanya untuk sekedar membaca berita entah itu Indonesia atau luar negri, mungkin Andritany menjadi salah satu orang yang membuat perusahan media cetak tidak lagi laris seperti dahulu karena saat ini lebih memilih membaca berita menggnakan logo burung.

Facebook, Andritany lebih memilih media sosial tersebut untuk bertemu dengan teman-teman lamanya, dan juga menyimpan foto-foto lamanya. Walau saat ini Andritany jarang aktif menggunakan media sosial milik Mark Zuckerberg yang saat ini juga pemilik saham dari instagram, paling tidak setiap dua pekan ia mengunjunginya.

YM atau yang kita tahu Yahoo Messenger, 2007 Andritany menggunakan media sosial tersebut dimana media tersebut tempat chating dengan teman sesama pengguna YM, dan tidak berlangsung lama menggunakan medsos tersebut saat ini Andritany sudah tidak lagi memakainya.

Akhirnya sampai kita di medsos yang saat ini popular dikalangan anak muda jaman sekarang. IG atau yang sering kita sebut instagram, medsos ini mungkin yang paling di dambakan oleh para anak-anak muda generasi nunduk. Selain bisa unggah foto, video, story, massage kepada sesama, comment di foto atau video orang yang mereka idolakan, atau di kolam orang yang mereka benci. Sebenarnya media ini tidak ada perbedaan dengan facebook cara penggunaannya, yang membuat berbeda hanya penggunaannya lebih mudah dan lebih banyak yang memilih IG untuk saat ini.

Baru saja kita membahas medsos milik Andritany. Andritany sendiri saat ini sering menggunakan medsos IG untuk mengirimkan sebuah pesan melalui foto atau video didalam captionnya, banyak pesan moral atau pesan motivasi untuk diri sendiri dan juga orang lain. Di IG sendiri Andritany memiliki pengikut yang bisa dibilang tidak sedikit, walaupun dia sadar dari semua pengikutnya ada sebagian tidak menyukainya, tetapi baginya itu hal yang wajar, karena kita tidak bisa memaksa orang untuk menyukainya.

Dan banyak juga di pengikut Andritany bukan pemilik account asli, atau yang sering kita sebut fake account yang berfungsi sebagai penghujat, atau penebar kebencian. Saat ini di negara kita tercinta telah dibuat UUD hate speech atau ITE dan disahkan pada tahun 2015, karena menjaga setiap orang agar tidak sembarangan menggunakan media sosial, atau berkomentar tidak wajar.

Tidak sedikit comment miring tentang dirinya walau agak sedikit tendensius, tetapi mereka berhak untuk menilai Andritany dari sudut pandangnya, dan berhak untuk berkomentar demikian. Dan Andritany sendiri juga tidak pernah mengambil pusing persoalan netizen yang selama ini berkomentar pedas di acccount media sosialnya, dan dapat dipastikan comment tersebut tidak satupun yang luput dari penglihatannya

Andritany melihat perbedaan bermain sepak bola ketika pertama kali di tahun 2008 dimana media sosial belum terlalu menjamur seperti saat ini, merasa hanya melawan musuh yang dihadapi didalam lapangan saat itu. Berbeda dengan pemain sepak bola saat ini, media sosial bisa membunuh karakter seseorang jika tidak siap secara mental dan pisikologis. Nettizen akan memuji pemain saat berbaik baik sampai pemain lupa dengan daratan, dan tentu sebaliknya nettizen akan mencaci pemain hingga terkubur disebuah lubang yang dalam sampai pada akhirnya mati didalam media sosial.

Seorang Andritany tidak melarang nettizen untuk mengkeritik pemain jika dirasa tidak tampil dengan top performance tetapi ada cara yang sedikit lebih elegan untuk mengkeritik pemain, bukan dengan cara menghujat, atau menghakimi secara membabi buta di media sosial. Dapat saya pastikan setiap pemain ingin memberikan yang terbaik untuk klub, apalagi negaranya, karena setiap pemain sadar betapa mereka mencintai negaranya dan keluarganya, tentu juga dengan profesinya.

Jadi bisa saya pastikan setiap pemain akan memberikan 100% disetiap penampilannya karena mereka bukan hanya mewakilkan negaranya, tetapi mereka mempertaruhkan nama yang melekat dipunggunya, saya rasa setiap pemain memiliki rasa cinta yang sama untuk nama yang melekat di punggungnya. Karena semua berawal dari nama yang ada dipunggung, disana semua tercantum anak, istri, orang tua, dan pastinya negara.

Dapatkah anda bayangkan, ketika negara ini sebelum merdeka dan media sosoial sudah ada ketika itu, apakah anda akan menghakimi dan menghujat pahlawan-pahlwan yang gugur demi bangsa, negara, dan sangsaka Merah Putih? “saya rasa tidak demikian!!”

Jadi bisa di pastikan saat ini menjadi pesepak bola bukan hanya sekedar mewakilkan supporter, bangsa dan negara yang lebih dari 264.000.000 jiwa penduduk, tetapi harus siap menjadi sasaran empuk dari mereka yang tidak puas dengan hasil atau performance pemain tesebut. Maka itu pesepak bola saat ini yang paling utama disampaing skill juga harus memiliki mental yang bisa dibilang mapan, agar tetap tegar dan kuat ketika mendapat serangan dari dunia fiksi yang tidak pernah berani bertanggung jawab.

Saya rasa negara kita adalah negar yang memiliki sopan santun, dan memiliki martabat. Maka dari itu saya mengajak para pengguna medsos mari kita kembalikan penggunaan medsos kepada hakikatnya, bukan untuk membenci satu dengan yang lain, atau menghujat satu dengan yang lain, menghakimi pemain. Negara kita saat ini selain darurat narkoba, bisa Andritany kata darurat cara penggunaan media sosial.

Never give up and stay strong.

TAMAT….