Sehari setelah pertandingan antara Persib Bandung vs PS Tira Persikabo Bogor di Bandung digelar sebagai tanda dimulainya turnamen Piala Presiden 2019, skuat Persija Jakarta bertolak menuju kota Yogyakarta. Semua pemain dan offcial diboyong ke Kota Gudeg dalam misi mempertahankan gelar juara yang diraih Macan Kemayoran tahun lalu.
Lima kota ditunjuk sebagai tuan rumah fase grup Piala Presiden 2019. Selain Bandung, empat kota lainnya adalah Bekasi. Magelang, Malang, dan Sleman. Persija berada di Grup D bersama Madura United, Borneo FC dan tentu saja PSS Sleman yang bertidak sebagai tuan rumah.
Di artikel ini Andritany tidak akan mengulas tentang kiprah Persija di turnamen tahunan ini. Dua paragraf awal tersaji hanya sebagai pengantar.
Sesuai judul artikel, Andritany akan membahas soal cinta, tanggung jawab, dan pengorbanan.
Minggu pagi yang gelap, seolah alam raya ini mengerti lara seorang Andritany. Rasa sedih karena harus rela untuk meninggalkan keluarga tercinta. Semua dilakukan karena Andritany sadar bahwa dia memiliki tanggung jawab atas apa yang telah ia pilih sejak dini.
Pada kenyataannya, ini bukan kali pertama ia meninggalkan keluarga untuk waktu yang lama. Sejak dini seorang Andritany terbiasa meninggalkan rumah demi kecintaannya pada sepak bola. Saat kelas 6 SD (Sekolah Dasar), untuk bermain sepakbola, dia sudah meninggalkan rumah dalam jangka waktu yang terbilang tidak sebentar.
Bukanlah persoalan bagi Andritany kecil meninggalkan rumah untuk urusan sepakbola. Begitu juga ketika Andritany menikahi seorang gadis Solo yang bernama Citra Destie Arlinda Sari. Meninggalkan rumah untuk pertandingan atau pemusatan latihan tim nasional (timnas), tidak pernah menjadi sebuah masalah. Semua itu masih berlanjut hingga saat ini.
Namun Minggu pagi itu ada perbedaan. Derasnya hujan yang menemani perjalanan Andritany menuju bandara Halim Perdana Kusuma tanpa tersadar membuat suasana hati menjadi mellow. Hujan deras ini makin menambah berat langkah kakinya untuk meninggalkan keluarga tercinta untuk waktu yang cukup lama. Ditambah lagi melihat tatapan mata Binar dan Benjamin kecil yang seakan tidak rela melepas papanya pergi untuk bekerja dalam waktu yang tidak sebentar, tatapan tersebut membuat hati Andritany seperti tidak ingin meninggalkannya.
Andritany harus meninggalkan rumah kurang lebih selama 25 hari untuk mengikuti Piala Presiden, training camp timnas di Australia dan Bali, serta melakoni agenda FIFA match day di Myanmar. Sekali lagi ini bukan pertama kali ia harus meninggalkan keluarga untuk waktu yang lama. Namun kali ini terasa menjadi yang paling berat dibanding dengan yang sebelumnya.
Saat itu Andritany bingung dan sedikit gamang memilih. Mana seharusnya yang berada di depan, antara cinta dan tanggung jawab. Mana yang semestinya lebih dulu diantara dua hal tersebut? Atau justru tanggung jawab dan cinta? Atau mungkin semestinya yang lebih tepat berada di bagian terdepan adalah pengorbanan? Iya, “Pengorbanan”, Tanggung jawab, dan Cinta”.
Memang banyak orang yang akan memilih “cinta” atau keluarga. Tapi Andritany meyakini bahwa ia memiliki “tanggung jawab” yang besar terhadap pekerjaan dan negara yang ia bela.
Di artikel ini Andritany menyadari bahwa pada akhirnya semua itu adalah tentang “pengorbanan”. Pengorbanan untuk keluarga, pengorbanan untuk pekerjaan, dan pengorbanan untuk negara yang selalu siap ketika kapan saja dibutuhkan. Karena pada akhirnya, pengorbanan adalah wujud dari rasa tanggung jawab dan cinta itu sendiri.
Never give up and stay strong.
Selesai….